Pria yang juga pernah menjadi petinggi tim sepak bola Pelita Jaya Purwakarta itu hal tersebut merupakan hal yang konyol dan mencederai sportifitas di olahraga.
“Bagaimana bisa KLB? Kalau pengurusnya tidak melanggar statuta. Terus kan yang minta KLB voters. Disetujui exco. Setelah itu disetujui FIFA. Lah ini ruangnya gak ada buat KLB,”ujar Lalu, kemarin (9/9)
Kata Lalu, orang yang berpendapat untuk segera meminta KLB itu merupakan pengamat yang perlu diragukan kredibilitasnya. Pengamat itu tahu organisasi atau hanya asal bicara. “Itu orang tahu organisasi gak? Artinya mereka hanya mengicar kompetisinya saja. Kalau memang mau jadi operator kompetisi, presentasi saja sama klub-klub sebagai pemegang saham PT Liga. Terus presentasi sama PSSI. Gak perlu buat kisruh sampai berujung sanksi FIFA seperti ini. Ini sangat kotor,” ujarnya.
Sebaiknya pengamat-pengamat dan pembisik yang merusak sepak bola Indonesia itu untuk diam dan jangan banyak bikin gaduh sepak bola Indonesia yang sebenarnya sudah masuk ke dalam trek yang benar. “Apa kita semua dan yang banyak bicara tidak belajar kegagalan IPL yang mana klub-klub nya meninggalkan utang sama pemain. Tolonglah, jangan hancurkan sepak bola Indonesia,”tegasnya. (pps/rak)
Posting Komentar