Spa kaki ternyata bukan hanya untuk mempercantik kaki, namun bisa mencegah terjadinya luka gangren pada pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2. Hal itu bisa dibuktikan oleh mahasiswi keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Rahmi Affiani lewat penelitiannya.
TIDAK mengherankan penelitian Rahmi Affiani yang berjudul Efektivitas Spa Kaki Diabetik terhadap Sirkulasi Darah Perifer pada Pasien DM2 di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokromo ini mendapatkan nilai A. Bahkan, dia mendapatkan IPK cumlaude 3,94. Rahmi menjadi salah satu wisudawan terbaik dari 453 wisudawan Sarjana dan Diploma Unusa 2015 yang terdiri dari 199 D3 Bidan, 53 Profesi Ners, 86 D3 Keperawatan, dan 115 S1 Keperawatan.
Untuk membuktikan penelitiannya, Rahmi memberikan tindakan spa kaki kepada 23 pasien DM tipe 2 selama lima hari berturut-turut. Ternyata, benar sirkulasi darah di kaki menjadi normal dibandingkan sebelum 23 pasien lainnya yang tidak melakukan spa kaki.
“Saya melakukannya pada 46 orang pasien DM tipe dua yang kondisinya sama-sama belum mengalami luka pada kaki. Yang 23 dilakukan tindakan spa kaki selama lima hari dan 23 lainnya tidak. Hasilnya berbeda,” ujar Rahmi di sela wisuda sarjana dan diploma Unusa di Dyandra Convention Center, kemarin (9/9).
Namun, spa kaki ini akan lebih sempurna jika digabungkan dengan senam kaki. Rahmi dalam hal ini memadukan keduanya sehingga hasilnya lebih maksimal. Pasien diminta untuk melakukan senam kaki sebelum dan sesudah spa kaki dilakukan. Senam kaki ini ditekankan pada area telapak kaki. Bahkan jika dibutuhkan, dilakukan pemijatan pada area cekungan kaki dengan arah pijatan memutar ke atas.
Tujuannya, untuk merangsang hormon insulin. Hormon insulin penting agar bisa mengontrol gula darah dalam tubuh. “Sehingga bagi pasien DM tipe 2 yang berisiko gangren, dengan cara ini tidak sampai terjadi luka,” jelas gadis kelahiran Denpasar 26 Desember 1992 ini.
Langkah yang dilakukan untuk spa kaki ini yakni dengan mencuci kaki menggunakan rendaman air garam hangat agar kaki tidak mengalami infeksi. Lalu dibersihkan menggunakan sabun bayi. Setelah itu baru di food mask agar kaki menjadi lebih bersih. “Jika kuku kaki panjang-panjang, maka harus dipotong dengan pelan-pelan agar tidak mengenai kulit atau dagingnya karena itu akan berisiko luka,” jelasnya.
Setelah itu baru dilakukan pemijatan pada telapak kaki dengan ditekankan pada telapak kaki dengan gerakan pijat ke atas. “Ini daerah sensitif pankreas. Pankreas inilah yang memproduksi insulin. Ini cukup dilakukan sehari sekali selama 30 hingga 40 menit,” tambahnya.
Untuk senam kaki sendiri, sebenarnya bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Sedang duduk santai atau nonton televisi, bisa melakukan senam. Karena senam kaki ini hanya dengan memutar-mutar kaki, gerakan ke bawah dan ke atas. “Ada juga gerakan dengan menggunakan koran. Koran dirobek menjadi dua, terus yang satu bagian dirobek-robek kecil, yang satu bagian lagi digulung-gulung. Kedua bagian terus digabungkan hingga membentuk bulatan menyerupai bola. Semua harus dilakukan menggunakan kaki,” tandas anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Wildan dan Soraya ini.
Dengan cara ini, pasien DM tipe2 ini akan mengalami kondisi yang membaik dan yang terpenting menghindari risiko luka pada kaki. (*/hen)
Home
» kaki
» spa
» wonokromo
» Teliti Spa Kaki untuk Cegah Gangren pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Dua
Posting Komentar